BANGSAONLINE.com

BANGSAONLINE.com

Dulu Banyak Sinis dan Tertawa, Kini Miliki 12.000 Santri, ini Ijazah Amalan Kiai Asep


Editor: MMA
Jumat, 04 Februari 2022 23:03 WIB


Perbesar Text

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Kisah sukses Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim banyak memantik kekaguman para tokoh dan ulama, terutama dalam mendirikan dan mengelola pondok pesantren. 

adalah pendiri Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto Jawa Timur pada 2006. Hebatnya, dalam rentang waktu yang relatif pendek - sekitar 9 tahun - sudah sukses menjadi pesantren besar dan maju.

Padahal saat awal mendirikan pesantren, hanya memiliki 48 santri.

“Bukan hanya santri yang sedikit, 48 orang, tapi saat itu saya tak punya apa-apa,” kata Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (4/2/2022) .

Menurut , saat mendirikan pesantren dirinya tak punya aset. Ia membeli tanah dengan cara menyicil.

“Tempat sekolahnya pakai terop,” kata mengenang masa lalunya. Meski demikian, percaya diri. bahkan berani menulis papan nama sekolahnya: Sekolah Bertaraf Internasional.

"Kalau sekolah lain masih sekolah rintisan bertaraf internasional, saya tulis aja langsung bertaf internasional," kata sembari tertawa. 

Memang, tutur , saat itu banyak yang menertawakan dirinya. Bahkan Lurah di daerah tempat merintis pesantren menyarankan agar tak muluk-muluk.

Ojok kemelipen po’o (jangan terlalu tinggi yang tak terjangkau), ” kata Lurah tersebut seperti ditirukan .

Mendapat banyak sinisme itu, juga sempat malu punya cita-cita tinggi terkait kemajuan sekolah yang dirintisnya. Apalagi ketika pidato menyampaikan cita-cita tentang sekolahnya banyak hadirin yang mengamini tapi dengan nada meledek atau merendahkan.

“Tapi saya kemudian menemukan referensi Hadits yang menyatakan bahwa Allah sangat senang kepada orang yang tinggi urusannya, tinggi cita-citanya. Dan Allah tidak senang pada orang yang rendah urusannya, rendah cita-citanya,” kata mengutip hadits Innallaha yuhibbu ma’liyal umur wayukrahu safsafaha.

Sejak itu, tutur , dirinya tak pernah malu mengemukakan cita-cita tinggi.

“Karena baru punya cita-cita tinggi saja sudah disenangani Allah,” kata yang putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat.

Ternyata sikap percaya diri dan optimistis itu akhirnya membuahkan sukses besar. Pondok Pesantren Amanatul Ummah berkembang pesat. Bahkan kini memiliki 12.000 santri. Aset tanahnya juga membentang luas.

“Sekarang saya punya tanah kurang lebih 100 hektar,” kata .

Bahkan kini sedang merintis pembangunan International University. Yaitu universitas internasional yang akan memberikan beasiswa kepada para mahasiswa dari seluruh dunia, terutama negara yang berpenduduk muslim.

"Masak kita kalah dengan Mesir dan Yaman. Mesir itu secara ekonomi di bawah Indonesia. Tapi memiliki Al-Azhar," katanya

juga merintis rumah sakit untuk mendirikan fakultas kedokteran.

“Interntional unbviersity itu akan menempati tanah sepanjang 2 KM,” tutur .

memang kesohor sebagai pendiri pesantren yang sukses. Bahkan bukan hanya sukses tapi termasuk kilat. Banyangkan, hanya dalan jangka waktu sekitar 9 tahun, pondok pesantren Amanatul Ummah berkembang pesat.

Adakah rahasianya? “Ya saya salat malam secara istiqamah tiap malam,” tutur .

Menurut , salat malam itu terdiri dari 12 rakaat dengan 6 kali salam. “Setiap rakaat membaca surat fatihah dan ayat kursi serta surat al-ikhlas. Pada rakat pertama membaca itu, pada rakaat kedua juga membaca itu,” kata .

Setelah mencapai 12 rakaat lalu sujud. “Sujud ini diluar salat. Ada doanya. Tapi bagi yang belum hafal baca saja tasbih 7 kali. Setelah baca tasbih lalu sampaikan hajat-hajatnya kepada Allah. Misalnya ingin pesantrennya besar dan seterusnya,” kata sembari mengatakan bahwa salat hajat 12 rakaat itu ia temukan dalam kitab Ihya Ulumiddin yang ditulis Hujjatul Islam Imam Al-Gazali yang nama lengkapnya: Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali

Usai sujud, kata , lalu salat witir tiga rakaat dengan dua kali salam. “Karena al-witru haqqun, witir itu wajib,” kata ketua umum Pengurus Pusat (PP) Pesantuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Apa ijazah amalan ini untuk semua orang? “Ya silakan, saya ijazahkan,” kata sembari mengaku senang kalau pesantren lain bisa berkembang dan maju seperti Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

Nah, silakan diamalkan. (mma)

Tag:

amanatul-ummah kiai-asep-saifuddin-chalim Kiai Asep kh-asep-saifuddin-chalim Amanatul Ummah Surabaya

Berita Video Terkait

Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah

Minta Pemindahan Ibu Kota Negara Ditunda, Ini Alasan Prof Kiai Asep Saifuddin Chalim

Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar

BREAKING NEWS: Pernyataan Dr KH As'ad Said Ali Bersedia Dicalonkan sebagai Ketua Umum PBNU

Respons Keluhan Ojol Karena Terdampak Pandemi, ASC Foundation Bagikan Paket Sembako dan Uang Bensin